BAHAN KHOTBAH 27 JULI 2025 VI SETELAH TRINITATIS KEJADIAN 18: 22-33 Doa Memohon Keselamatan / Tangiang Na Mangidohon Haluaon

BAHAN-KHOTBAH-27-JULI-2025-VI-SETELAH-TRINITATIS-KEJADIAN-18-22-33-Doa-Memohon-Keselamatan-Tangiang-Na-Mangidohon-Haluaon

KEJADIAN 18: 22-33

22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.

23 Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?

24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?

25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"

26 TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka."

27 Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.

28 Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?" Firman-Nya: "Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana."

29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: "Sekiranya empat puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu."

30 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana."

31 Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu."

32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."

33 Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.

LATAR BELAKANG

Kejadian 18:22–33 merupakan bagian penting dari narasi besar tentang penghukuman atas kota Sodom dan Gomora. Pasal ini dimulai dengan kunjungan tiga tamu ilahi kepada Abraham di pohon tarbantin Mamre. Satu dari tamu itu adalah Tuhan sendiri (teofani)[1], dan dua lainnya adalah malaikat. Tuhan menyatakan bahwa Ia akan menghakimi Sodom karena dosa mereka yang telah "sampai kepada-Nya." Kota ini dikenal dengan kejahatan moral, ketidakadilan, dan penindasan terhadap yang lemah (bdk. Yehezkiel 16:49; Yesaya 1:10–17). Dalam situasi ini, Abraham tampil sebagai pendoa syafaat, berdiri di hadapan Tuhan dan memohon agar kota itu jangan dibinasakan bila masih terdapat orang-orang benar di dalamnya. Ia tidak hanya peduli pada keluarganya (Lot), tetapi juga pada keselamatan umat manusia yang berdosa. Inilah teladan dari doa yang memohon keselamatan/ tangiang na mangidohon haluaon.

PENDAHALAMAN TEKS DAN TAFSIRAN

1.     Konteks Naratif (Ay. 22)

Abraham tetap berdiri di hadapan TUHAN saat dua malaikat pergi ke Sodom. Ini menandakan bahwa Abraham ingin menyampaikan sesuatu yang penting: pergumulan batin untuk keselamatan orang lain.

2.     Abraham Sebagai Pendoa Syafaat (Ay. 23–25)

Dengan keberanian dan rasa hormat, Abraham mengajukan pertanyaan penting:

"Apakah Engkau benar-benar akan membinasakan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?"

Ini menunjukkan:

1.      Pengakuan bahwa Allah adalah Hakim yang adil.

2.      Kepedulian terhadap keadilan dan keselamatan.

3.      Doa ini bukan egois, tapi universal, bahkan untuk mereka yang berdosa.

3.     Dialog Bertahap dan Hati yang Rendah (Ay. 26–32)

Abraham “menawar” jumlah orang benar dari 50 hingga 10.
Tuhan menjawab dengan kesabaran luar biasa, menegaskan: Allah panjang sabar dan menghargai keberadaan orang benar. Kerendahan hati Abraham (“aku debu dan abu”) menunjukkan bahwa doa syafaat harus dilandasi kesadaran akan ketidaklayakan diri di hadapan Allah.

4.     Tuhan Menjawab dan Pergi (Ay. 33)

Setelah permohonan terakhir, Tuhan meninggalkan Abraham. Jumlah 10 menjadi batas terakhir. Namun di Kejadian 19, terbukti bahkan sepuluh orang benar pun tidak ditemukan.
Maka, penghukuman tetap terjadi. Namun Lot dan keluarganya diselamatkan, karena Tuhan mengingat doa Abraham.

 APLIKASI

  • Sebagai pribadi dan jemaat, kita dipanggil untuk menjadi seperti Abraham bukan hanya hidup benar, tetapi juga mendoakan keselamatan sesama, bahkan yang jahat sekalipun.
  • Gereja harus hadir sebagai suara kasih dan doa bagi bangsa, daerah, dan kota, seperti Sodom yang berdosa namun masih mendapat kesempatan karena satu orang yang berdoa.

 KESIMPULAN

  1. Allah adalah adil dan penuh belas kasihan.
    Ia tidak sembarangan menghukum; Ia memberi kesempatan. Namun, keadilan-Nya tetap teguh bila kejahatan melampaui batas.
  2. Doa syafaat memiliki kuasa besar.
    Abraham menjadi teladan pendoa: berani, peduli, dan rendah hati. Tuhan mendengarkan doa seperti ini.
  3. Kehadiran orang benar memberi dampak besar.
    Sepuluh orang benar saja bisa menyelamatkan kota. Gereja dipanggil menjadi garam dan terang dunia. Termasuk mendoakan gereja kita HKI Juanda, HKI Purwakarta, HKI Bandung Selatan dan di luar gereja HKI seperti gereja GBKP Studioalam, Kasus perusakan di Tangkil Cidahu Sukabumi dll.
  4. Kasih karunia Allah tidak meniadakan keadilan-Nya.
    Belas kasihan Allah besar, tetapi bila tidak ada pertobatan, penghukuman menjadi sah dan tak terelakkan.

Pdt. Boy F. Tampubolon

Resort Persiapan Lippo Sejahtera

 



[1] Istilah teofani berasal dari bahasa Yunani theos (Allah) + phaino (menampakkan). Artinya: penampakan Allah dalam bentuk yang dapat dilihat manusia tanpa binasa. Dalam Perjanjian Lama, Allah beberapa kali menyatakan diri-Nya dalam bentuk manusia, api, awan, atau malaikat Tuhan (misalnya kepada Musa dalam semak terbakar Kel. 3; kepada Gideon Hak. 6).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH MINGGU 17 NOVEMBER 2024, MATIUS 24: 9-14, ORANG YANG BERTAHAN SAMPAI AKHIR AKAN SELAMAT

KHOTBAH MINGGU 1 DESEMBER 2024, LUKAS 21: 25-36, BERJAGA-JAGA DAN BERDOA SENANTIASA

KHOTBAH MINGGU 3 NOVEMBER 2024, MARKUS 12: 28-34, MENGASIHI TUHAN ALLAH DAN SESAMA MANUSIA