Keluarga Kristen: Suatu Refleksi

  • PERNIKAHAN


Pernikahan adalah pembentukan suatu keluarga.

Untuk apa pernikahan diciptakan Tuhan? Agar tercipta keluarga. Untuk apa keluarga diciptakan? Agar tercipta gambar Allah dimuka bumi. 

Pernikahan bukan pestanya. Pernikahan bukan gaun pengantinnya. Pernikahan bukan setelan jas mempelainya. Pernikahan bukan dekorasi dan tempat resepsinya.

Apabila keluarga dibentuk di dalam kasih dan hidup di dalam kasih, maka keluarga yang saling mengasihi dan mengasihi Tuhan, itu akan memancarkan keindahan Kristus. Melalui keluarga semacam ini kita akan mengenal Bapa, Anak, dan Roh Kudus, ini adalah KELUARGA DI SORGA.

Keluarga di bumi yang dibangun dalam kasih dan yang hidup di dalam kasih serta mengasihi Tuhan, akan memancarkan karakter Allah, dan akan sangat menjadi berkat bagi orang lain.

Bagaimana satu keluarga hidup dalam kasih dan mengasihi Tuhan? Kita akan mulai dari perkawinan dulu.

  1. Perkawinan adalah satu ikatan perjanjian antara seorang laki-laki dan seorang perempuan single.

Baik laki-laki atau perempuan itu menyatakan komitmennya mengikatkan diri dalam satu perkawinan untuk membentuk satu keluarga.

Inilah komitmen yang diucapkan Adam terhadap Hawa pada waktu mereka dipertemukan oleh Tuhan.

Kej 2:23 "Lalu berkatalah manusia itu: Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki laki. "

Pria mengakui dia menemukan dan menerima jodohnya.

  1. Setelah pasangan pria dan wanita single menikah, mereka perlu memberi prioritas atau mengutamakan dalam membangun keintiman proses menjadi satu daging.

Kej 2:24,25 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, mereka tidak merasa malu. "

  1. Pengertian satu daging bukan hanya menyangkut hal-hal fisik, menyangkut keberadaan manusia secara utuh, yaitu pasangan pengantin menyatu dalam roh, jiwa, dan tubuh.

Mat 19:5,6 "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Romantis dalam perkawinan sangat penting, sebab hal itu oleh Allah yang menciptakan perkawinan itu. Tetapi roman tidak semata-mata kesatuan fisik, tetapi kesatuan batin.

  1. Keintiman suami-isteri adalah wujud ketergantungan satu pasangan suami-isteri, di mana yang satu membutuhkan yang lain, dan tak bisa diganti oleh orang lain. Mereka saling membutuhkan; saling mengasihi dan saling menerima pasangan apa adanya.


  1. Di dalam keintiman kepribadian masing-masing akan dibangun dengan belajar untuk saling mengenal lebih lagi, saling membangun. Dan hal ini hanya bisa dilakukan dalam keterbukaan dan rela dibentuk, rela menerima masukan dengan kerendahan hati.


d. Bila saling mengenal dan saling memahami ini meningkat, keintiman bertumbuh. Dan pasangan akan menerima berkat dari Tuhan.

Mzm 133:1-3 “Nyanyian ziarah Daud Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."

Kerukunan tidak bisa terwujud tanpa dibangun komunikasi. Pasangan pengantin baru, dalam sepanjang hidupnya yang akan datang harus belajar membangun komunikasi yang sehat dan lancar, belajar saling mengalah di mana perlu.

  1. Keluarga juga akan dibangun dalam kasih, saling mengasihi, dan mengasihi Tuhan pada saat masing-masing melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan benar.


  1. Mereka harus menjalankan aktivitas yang Tuhan berikan kepada mereka.

Kej 1:26 "BerfirmanlahAllah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”
Mereka harus bekerja mencukupi kebutuhan hidup mereka.

  1. Mereka memerlukan berkat Allah menyertai kehidupan mereka.

Kej 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan alas segala binatang yang merayap di bumi.”
Berkat ini penting, supaya keturunan dan usaha pekerjaan mereka juga diberkati. Berkat ini juga perlu untuk kehidupan rohani dan jasmani mereka.

  1. Mereka perlu hidup di dalam ibadah.

Kej 2:1-3 “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan - yang dibuat-Nya itu, berhentilah la pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah la berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu."

Di sinilah keluarga menyatakan kasihnya kepada Tuhan, beribadah dengan setia.

  • MENYEGARKAN PERNIKAHAN

Cinta, sejuta rasanya, kata mereka yang sedang bercinta. Cinta menuju kepada pernikahan.

Cinta adalah komitmen antara seorang pria dan wanita single yang dewasa dalam iman, dewasa dalam kemandirian keuangan.

Masuk ke dalam pernikahan berarti sudah siap menghadapi tantangan.

Hidup baru dengan pasangan yang dicintai tidak selalu mudah dan mulus.

Hidup baru dengan pasangan yang dicintai berarti mulai menghadapi tantangan.

Mengapa menghadapi tantangan dalam kehidupan?

Dua pribadi yang saling tidak tahu sepenuhnya menjadi satu, . . Bagaimana caranya menyetrika baju. Bagaimana caranya menghadapi mertua. Bahkan sampai bagaimana caranya tidur.

Ada perempuan yang setelah beberapa bulan menikah tidak mau tidur seranjang dengan suaminya sebab suaminya ngorok.

Kadang-kadang pasangan tidak tahu apa kesukaan dan apa yang tidak disukai pasangannya. Apa kesulitannya? Kadang-kadang manusia cenderung melakukan apa yang dia sukai, ingin pasangannya mengerti dan mengikutinya, tetapi dia sendiri tidak memahami kesukaan pasangannya; mengabaikannya, atau tidak mau mendukungnya. Ada pasangan yang tidak mau mempersoalkannya, tetapi ada yang kemudian menimbulkan persoalan.

Kebahagiaan dalam rumah tangga bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya. Tetapi kebahagiaan harus diusahakan oleh kedua belah pihak, bukan dengan saling menuntut atau saling memaksa, tetapi dengan saling memahami, saling memberi atau saling memperhatikan, bahkan saling berkorban.

Sukses di dalam pernikahan / keluarga bukan meminta atau menuntut pasanganmu menjadi orang yang tepat, tetapi JADILAH ORANG YANG TEPAT UNTUK PASANGANMU!

Pernikahan sukses bukan dengan sekedar mengharapkan kebahagiaan dari padanya, tetapi dengan MENANAMKAN KEBAHAGIAAN KE DALAMNYA!

Apa kuncinya? Saling memberi, saling memperhatikan, saling melayani. Rela berkorban, selalu menyangkal diri, dan suka mengampuni.

Dialog dalam keluarga atau dalam kehidupan kapan saja, dengan siapa saja, ada beberapa reaksi untuk suatu percakapan.

Pilihlah untuk tidak mudah marah, atau pilihlah perbincangan yang tidak menyulut kemarahan.

I Ptr 3: 7 “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang."

Suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu. Hiduplah dengan pengertian terhadap perasaannya, sebab wanita biasa main perasaan. Jangan sakiti atau kecewakan perasaannya.

Apa yang anda lakukan atau ucapkan, untuk kesalahan yang kecil, itu dapat disimpan lama dalam memorinya.

Ef 5:25 "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. "

Mengasihi  isteri seperti Kristus mengasihi jemaat adalah mengasihi dengan sempurna, mengasihi habis-habisan, sehingga siap mati baginya, artinya rela berkorban baginya.

Perhatikan emosinya, waktu dia sakit, waktu dia lemah atau lelah. Janganlah hal ini menjadi janji nikah semata-mata, tetapi untuk menggenapi janji itu perlu latihan dalam hal yang kecil-kecil.

JANGAN LUPA BERPACARAN SETELAH MENIKAH, ingat ulang tahun masing-masing, ingat ulang tahun pernikahan.

Kasihi dengan seutuhnya, saling menerima apa adanya. Kasihi dengan kelembutan hati dan sikap. Kasihi dengan perasaan yang dinyatakan dalam tindakan.

CINTAI DIA KARENA DIA. Bukan karena wajahnya. Bukan karena tubuhnya. Semua bisa berubah. Minta Tuhan memampukan saudara saling mengasihi dan menjadi saksi di dalam dunia yang kurang kasih.

Ef 5:22-24 “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu”.

Isteri terpanggil untuk tunduk kepada suami, yaitu menghargai suami, bukan karena kecakapan atau keberadaannya, tetapi sebab dia adalah suami, yang adalah kepala untuk rumah tangga. Dia payung bagi keluarga. Dia yang melindungi dan bertanggungjawab atas keluarga,

Bagaimanapun dia adalah manusia yang tidak sempuma, yang perlu. ditopang, didukung, dihargai, dihormati. JANGAN MERENDAHKAN SUAMI DALAM PERKATAAN DAN PERBUATAN.

Kita bukanlah orang yang sempurna. Namun saudara (suami/istri) sudah cukup lama saling mengenal. Kita sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun demikian setelah kita menjadi satu dalam pernikahan, masih akan ada banyak hal yang kita (suami & isrti) perlu pe!ajari.

Ams 27:17 “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."

Pernikahan/keluarga adalah tempat di mana kita saling mengasah dan menajamkan, membuat 2 pribadi makin bijaksana.

Biarlah Tuhan mengikat kita dengan kasihNya yang abadi di dalam keluarga kita masing-masing.


  • APA YANG MENGHALANGI KEINTIMAN

Dosa bukan hanya menghalangi keintiman, tetapi dosa merusak keintiman. Oleh sebab dosa, suami-isteri tidak bisa saling terbuka. Dosa melukai, dan luka dalam batin menutup hati terhadap keintiman. Keintiman tidak bisa dibangun oleh sebab dosa merusak komunikasi.

Kesombongan merusak komunikasi.

Kemarahan merusak komunikasi.

Cemburu, dan sebab akibatnya merusak keintiman.

Miskin komunikasi merusak keintiman.

Cuek merusak keintiman.

Merasa benar sendiri dan mau menang sendiri merusak keintiman.

Mementingkan keluarga sendiri merusak keintiman.

Milikilah keterbukaan selalu, bangunlah keintiman.

KEINTIMAN SUAMI – ISTRI MENGALAHKAN PERSOALAN DALAM KELUARGA!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH MINGGU 17 NOVEMBER 2024, MATIUS 24: 9-14, ORANG YANG BERTAHAN SAMPAI AKHIR AKAN SELAMAT

KHOTBAH MINGGU 1 DESEMBER 2024, LUKAS 21: 25-36, BERJAGA-JAGA DAN BERDOA SENANTIASA

KHOTBAH MINGGU 3 NOVEMBER 2024, MARKUS 12: 28-34, MENGASIHI TUHAN ALLAH DAN SESAMA MANUSIA