BAHAN KHOTBAH MINGGU 21 SEPTEMBER 2025; TUHAN SEMESTA ALAM DIALAH RAJA KEMULIAAN – EVANGELIUM: MAZMUR 24: 1-10

Mazmur 24 adalah salah satu mazmur Daud yang penuh dengan nuansa agung. Banyak penafsir Alkitab menghubungkannya dengan momen bersejarah ketika tabut perjanjian dibawa masuk ke Yerusalem (2 Samuel 6; 1 Tawarikh 15). Tabut itu bukan sekadar peti yang terbuat dari kayu penaga dan disalut emas, melainkan lambang nyata dari hadirat Allah sendiri di tengah-tengah umat-Nya. Dalam tabut itu tersimpan loh batu berisi hukum Taurat, tongkat Harun yang bertunas, dan buli-buli emas berisi manna. Semua itu melambangkan perjanjian dan penyertaan Allah yang setia.

Ketika tabut dipindahkan ke Yerusalem, umat Israel menyambutnya dengan sorak-sorai, nyanyian, dan tarian yang meriah. Bahkan raja Daud sendiri menari-nari di hadapan Tuhan dengan penuh sukacita (2 Sam. 6:14). Peristiwa ini tidak hanya sekadar pesta budaya atau perayaan politik, melainkan suatu perayaan iman—momen ketika umat menyambut Raja mereka yang sejati, yaitu Tuhan sendiri. Dalam kerangka itu, Mazmur 24 kemungkinan besar dinyanyikan sebagai mazmur prosesi, yakni nyanyian penyambutan Raja Kemuliaan yang masuk ke kota dan Bait Allah.

Secara liturgis, mazmur ini juga digunakan dalam ibadah-ibadah besar Israel. Ada pola tanya-jawab yang menunjukkan sifat liturgisnya: imam atau pemimpin ibadah mengajukan pertanyaan, lalu umat atau paduan suara menjawab. Misalnya, pertanyaan: “Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” dijawab dengan syarat: “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya...” (ay. 3–4). Begitu juga dalam bagian penutup, ketika ada pertanyaan: “Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?” jawabannya ditegaskan: “Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!” (ay. 10).

Secara struktur, mazmur ini sangat indah.

  1. Ayat 1–2 menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta dan Pemilik seluruh bumi. Tidak ada satu pun bagian dari dunia ini yang bukan milik Tuhan. Ia yang mendasarkannya di atas lautan, mengaturnya, dan menegakkannya. Artinya, Allah berdaulat atas segala ciptaan.
  2. Ayat 3–6 berbicara tentang syarat moral dan spiritual untuk mendekat kepada Allah. Bukan status, bukan ritual lahiriah yang utama, melainkan hati yang murni, perbuatan yang benar, dan kehidupan yang jujur. Allah yang kudus hanya dapat disembah oleh umat yang hidup dalam kekudusan.
  3. Ayat 7–10 adalah klimaks mazmur ini, menggambarkan prosesi penyambutan Raja Kemuliaan. Pintu-pintu gerbang dipersonifikasikan: “angkatlah kepalamu!” supaya terbuka bagi Sang Raja. Umat bersorak-sorai: Raja itu adalah Tuhan perkasa dalam peperangan, Tuhan semesta alam, yang datang memerintah dengan kuasa dan kemuliaan.

Secara teologis, mazmur ini menyampaikan pesan besar bahwa Allah adalah Raja universal. Ia bukan hanya Allahnya bangsa Israel, melainkan Raja semesta alam. Dialah yang berkuasa atas seluruh ciptaan, atas sejarah, dan atas bangsa-bangsa. Sebagai Raja, Ia menuntut umat-Nya hidup benar dan kudus, sebab ibadah sejati tidak dapat dipisahkan dari kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Bagi kita sekarang, mazmur ini sangat relevan. Kita diajak untuk mengakui bahwa hidup ini bukan milik kita sendiri. Semua yang kita punya—waktu, kesehatan, pekerjaan, keluarga, bahkan gereja—adalah milik Tuhan. Kita hanyalah pengelola. Kita juga diingatkan bahwa untuk menyembah Allah tidak cukup hadir di gereja, melainkan harus membawa hati yang tulus, perbuatan yang benar, dan hidup yang jujur.

Dalam terang Perjanjian Baru, “Raja Kemuliaan” itu digenapi dalam diri Yesus Kristus. Rasul Paulus menyebut bahwa Yesus adalah Tuhan Kemuliaan (1 Kor. 2:8). Dialah Firman yang menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh. 1:14). Ketika Yesus masuk ke Yerusalem pada peristiwa Minggu Palma, Ia disambut sebagai Raja. Namun bukan hanya itu, Yesus juga adalah Raja yang perkasa dalam peperangan, yang mengalahkan dosa dan maut melalui salib dan kebangkitan. Dan kelak, Ia akan datang kembali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan (Why. 19:16).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHOTBAH MINGGU 17 NOVEMBER 2024, MATIUS 24: 9-14, ORANG YANG BERTAHAN SAMPAI AKHIR AKAN SELAMAT

KHOTBAH MINGGU 1 DESEMBER 2024, LUKAS 21: 25-36, BERJAGA-JAGA DAN BERDOA SENANTIASA

KHOTBAH MINGGU 3 NOVEMBER 2024, MARKUS 12: 28-34, MENGASIHI TUHAN ALLAH DAN SESAMA MANUSIA